Asal Mula Desa Nagasareh
pintu masuk desa Nagasareh
Dahulu
kala disebuah desa ada sebuah cerita tentang seorang pemuda yang pergi untuk bertapa. Hari
demi hari, minggu, bulan bahkan bertahun-tahun pemuda tersebut tak kunjung
pulang membuat kedua orang tua nya sangat merindukannya. Mereka pun mencari
anak yang sangat dirindukan itu kesegala tempat yang bisa dituju, namun tidak
ada hasil yang didapat.
Pada
suatu hari orang tua pemuda tersebut mendapat mimpi yang aneh, mereka bermimpi
bahwa anaknya ada ditengah hutan yang jauh tempatnya. Pagi hari keduanya
bergegas berangkat dan pergi melewati segala rintangan yang didapat. Anak yang
dicari tak ditemukan, hanya seonggok kayu yang ditumbuhi jamur. Kecewa, mereka
pun kembali pulang.
Hari
kedua, mereka kembali mendapatkan mimpi yang sama namun terlintas sebuah sungai
dimimpi itu. Mereka pun kembali bergegas ketengah hutan untuk mencari anak nya.
Namun apa daya, maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak mampu. Anak yang
dicari tetap tak ditemukan, kembali hanya kayu tua ditumbuhi jamur yang
terlihat oleh mata. Kali ini mereka tak mau pulang dengan tangan kosong. Kayu
yang telah ditumbuhi banyak jamur itu pun dibawa kesebuah sungai.
Kayu
tadi mereka cuci disebuah sungai, membuang jamur yang ada di atas nya dan
mengelupas kulit nya hingga mulai terlihat sesosok manusia yang lama-kelamaan
kembali bernyawa dan merupakan anak yang mereka cari. Inilah yang orang desa
sebut Bengangin (e Bembeng keluar Angin).
Pemuda yang telah ditemukan
tersebut bercerita kepada kedua orang tuanya bahwa dihutan tempat ia bertapa
terdapat 3 makam leluhur bernama Ratu Cempaka dan dua orang yang seperti nya
pengawal bernama Abdul Hamid dan Abdul Qadir. Ayah pemuda tersebut mulai
bercerita pada masyarakat setempat yang kemudian mulai membabat hutan dan
menggali tanah. Tak lama setelah itu, mereka menemukan 3 buah batu nisan
berwarna merah yang serupa dengan batu kerajaan Majapahit. Dihutan dimana makam
tersebut ditemukan banyak ditemukan kayu yang sama persis seperti dikerajaan
Majapahit, kayu nogosari yang daunnya kecil. Karena banyak nya kayu tersebut
desa ini mulai dikenal karena nogosari nya. Entah berapa lama kemudian desa ini
mulai disebut Nagasareh, yang nya di ambil dari nogosari.
makam leluhur Ratu Cempaka, Abdul Qadir dan Abdul Hamid
Kayu nogosari nya pun memiliki
khasiat, di antaranya :
-
Keselamatan
-
Kewibawaan
-
Perlindungan dari hal jahat (baik manusia, jin
maupun hewan berbisa)
-
Anti tenung dan santet
-
Dapat menenangkan pikiran
-
Memudahkan konsentrasi
0 komentar:
Posting Komentar