Sabtu, 24 Januari 2015

Sumber Daya Alam (SDA) Desa Nagasareh

Pertanian
*keterangan : semakin kecil nilainya, semakin banyak masyarakat yang menanam jenis tersebut

 Jenis pertanian desa sangatlah beragam mulai dari tanaman hortikultura, sayuran, kacang-kacangan serta umbi-umbian. Adapun urutan jenis hasil tani berdasarkan hasil observasi dan penyebaran angket antara lain:
-          Padi
Tanaman padi yang dibudidayakan di Desa Nagasareh tergolong cukup banyak. Padi termasuk jenis pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun satu hal yang berbeda dari yang lain yaitu sistem atau cara tanamnya. Masyarakat disini masih menjalankan budaya tani yang tradisional dengan pengetahuan yang masih sederhana. Mereka kurang memperhatikan jarak tanam, tekstur tanah subur yang tepat, dan masa perawatan. Sehingga hasil panen yang dihasilkan kurang berkualitas dari yang diharapkan.
-          Jagung
Jagung termasuk dalam hasil pertanian jenis palawija. Mayoritas hasil panen ini dijual kepasar, dikonsumsi sendiri, ataupun dibuat pakan ayam. Tanaman jagung yang tumbuh nampak kurang sehat, daun-daunnya sedikit kering dan layu, jarak antara tanaman satu dengan yang lain sangat sempit. Sehingga perkembangan bijinya kurang maksimal. Tapi ijinya kecil-kecil dan memiliki bobot yang lebih berat karena kurang menyerap air.
-          Singkong
Tanaman singkong tidak pernah ada hentinya panen sepanjang tahun, berbeda dengan tanaman singkong didaerah lain. Hal ini dikarenakan sistem penanaman singkong di suatu lahan terus berproses secara berkesinambungan tanpa ada pembabatan atau pembaharuan lahan. Ada 2 jenis singkong yang dibudidayakan di Desa Nagasareh yaitu jenis singkong adira 1  dengan daging warna kuning dan jenis singkong adira 2 dengan daging warna putih. Untuk harga jualnya lebih mahal yang jenis adira 1 karena tekstur dan rasanya lebih empuk dengan proses masak yang lebih singkat. Biasanya untuk jenis singkong adira 2 daunnya lebih lebar, batang daunnya bersemburat merah. Sedangkan singkong dengan jenis adira 1 daunnya lebih sempit dan polos.
-          Kacang tanah
Tanaman kacang yang dibudidayakan di Desa Nagasareh memakai sistem tumpang sari yaitu dalam satu lahan ditanam dua ` jenis tanam, biasanya tanaman yang sering digunakan adalah kacang dan jagung. Sehingga untuk pengentasan dan pencegahan terhadap penyakit tanaman lebih sulit karena akan berbeda jenis hama serta kurangnya sinar matahari secara langsung untuk tanaman kacang.
-          Ubi
Jenis umbi-umbian yang ditanam di desa ini adalah jenis ubi (talas) dan ketela rambat. Sistem penanamannya juga memakai tumpang sari ubi dan ketela rambat. Pertumbuhan umbi disini berbeda antara tanaman yang satu dan lainnya. Hal ini dikarenakan cara tanam dan perawatannya yang keliru. Untuk penanaman bibit biasanya mereka kurang memperhatikan akarnya, ada yang dipotong terlebih dahulu dan ada yang tidak diikutkan tanah dari penanaman sebelumnya. Sehingga hal ini akan memperlambat pertumbuhan tanaman secara optimal.
-          Ketan
Untuk tanaman ketan sama halnya dengan tanaman padi. Pertumbuhannya terhambat dan benihnyapun kurang berkualitas. Hal ini dikarenakan sistem tanam dan perawatan yang keliru yakni petani disini kurang memperhatikan jarak antar tanam, yanng mereka tahu hanyalah dengan menanam lebih banyak pada satu lahan maka hasilnya akan banyak pula. Padahal yang baik adalah bagaimana memperhatikan tanaman untuk bernafas sehingga hasilnya akan bagus dan lebih padat.
-          Sayur
Untuk sayur, pada masa kemarau ini biasanya yang banyak ditanam adalah kacang panjang dan gambas. Hasil panennya cukup bagus dan bisa penguntungkan para petani. Namun karena akses jalan yang kurang memadai akhirnya hasil tanaman tersebut lebih banyak dikonsumsi sendiri ataupun dibagikan ke kerabat terdekat.
 
Peternakan

⃰ keterangan: semakin kecil nilainya, maka semakin banyak masyarakat yang beternak jenis hewan tersebut

Pada umumnya masyarakat di Desa Nagasareh memiliki hewan ternak. Hal ini dikarenakan penyediaan bahan makan ternak tersedia sangat melimpah. Untuk hewan ternak yang di pelihara masyarakat mulai dari yang terbanyak yaitu ayam, sapi, kambing, entok, dan angsa. Ada beberapa hal positif dan negatif dari peternakan ini. Sisi positifnya yaitu untuk jenis hewan mamalia seperti sapi dan kambing biasanya anakannya dijual kepasar untuk menambah penghasilan. Untuk sapi biasanya induknya digunakan untuk membajak sawah dengan cara tradisional. Sedangkan untuk jenis unggas lebih sering untuk dikonsumsi sendiri oleh masyarakat. Khususnya pada acara-acara besar yang dirayakan seperti hari raya, maulid nabi dan sebagainya.
               Sedangkan sisi negatifnya yaitu masyarakat kurang peduli terhadap sistem perawatannya. Untuk kandang yang digunakan masih kurang layak untuk kesehatan hewan ternak. Seperti sapi, disini belum ada pemilahan antara tempat pakan, gelanggang, dan tempat pembuangan kotoran. Apalagi sistem pemberian dan pemilihanpakan ternak masih belum baik. Untuk pakan yang sehat seharusnya dapat diberikan secara konsisten dengan pakan yang ....... Sedangkan untuk jenis unggas, warga belum mebuatkan kandang khusus yang memadai. Mereka cenderung membiarkan hewan tersebut secara bebas. Sehingga untuk bisa mengontrol kesehatannya masih sulit.


     Tanaman Pekarangan

⃰ keterangan: semakin kecil nilainya, maka semakin banyak masyarakat yang menanam jenis tanaman tersebut

             Beberapa jenis tanaman pekarangan menjadi salah satu produk unggulan desa karena hasilnya cukup melimpah. Namun masa panennya dalam jangka panjang yakni 1 kali dalam satu tahun. Dengan hasil yang melimpah ruah, ternyata masyarakat kurang mampu mengolahnya dengan baik. Mereka cenderung menjual hasil SDA secara langsung ke pasar ataupun mengkonsumsinya sendiri. Ketika hasilnya kurang bagus seperti terkena ulat, menghitam ataupun kering, mereka sulit mencari alternatif baru. Padahal untuk tanaman nangka contohnya, biji nangkanya masih dapat diolah meskipun dagingnya jelek ataupun rusak. Yakni dilakukan serangkaian inovasi menjadi tepung yang fungsinya setara dengan tepung terigu, tempe, tahu, ataupun susu yang kandungan gizinya lebih besar dari pada kedelai. Sedangkan tanaman pisang yang terkena hama masih dapat diolah menjadi pupuk kompos dengan proses yang benar, sehingga hal ini dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mampu membantu income desa yang lebih baik.

          Hutan

Ada beberapa jenis pohon liar di Desa Nagasareh yakni pohon jati dan akasia. Keduanya tumbuh secara liar di lahan pertanian warga. Pohon jati yang tumbuh adalah milik masyarakat pribadi, karena tumbuhnya diatas lahan atau tanah yang dimiliki warga. Disini, belum dapat ditemukan bibit pohon jati dan akasia yang dibudidayan oleh warga. Jadi, ketika pohon jati yang sudah dewasa ditebang maka tidak ada sistem tanam kembali (reboisasi). Dimana pohon tersebut ditebang, maka lahannya dibuat lahan pertanian yang baru. Ketika hal ini dibiarkan secara terus menerus, kemungkinan Desa Nagasareh akan mengalami hutan gundul, pada akhirnya akan menimbulkan banjir dan tanah longsor karena kurangnya penyerapan air oleh pohon yang kuat seperti jati dan aksia.Jenis jati yang ada di Desa Nagasareh pada umumnya terdapat banyak cabang dengan diameter batang yang tidak terlalu besar serta tinggi pohon sekitar 8-11 meter. Hal ini dikarenakan kurang adanya perawatan pada pohon jati sehingga batangnya kurang tumbuh secara optimal.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Desa Nagasareh