POTRET PENDIDIKAN DI DESA NAGASAREH
Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting, mengapa dikatakan demikian??
Pendidikan
adalah sebagai penentu kualitas generasi muda saat ini, karena generasi mudalah
yang akan memimpin negeri ini ke depan. Apabila generasi muda tidak mendapatkan
kualitas pendidikan yang memadai, maka negara kita akan tertinggal dari bangsa
lain. Oleh karena itu, pemerintah pun selalu ingin meningkatkan kualitas
pendidikan warga negaranya. Tidak hanya pemerintah yang berperan dalam hal ini,
namun juga lembaga pendidikan tinggi. Salah satu perguruan tinggi tersebut
yaitu Universitas Trunojoyo Madura, perguruan tinggi tersebut ingin
meningkatkan kualitas pendidikan melalui program KKN (Kuliah Kerja Nyata)
sehingga dibentuklah 79 kelompok yang tersebar di desa-desa kabupaten Bangkalan
dan Sampang. Kelompok 77 merupakan salah satu kelompok KKN UTM 2015 yang
bertempat di Desa Nagasareh Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang. Setiap
kelompok dituntut untuk membuat program kerja (proker) dan yang pasti ada dalam
proker adalah pendidikan, baik pendidikan formal ataupun non formal.
Salah
satu proker kelompok kami dalam bidang pendidikan formal adalah membantu
mengajar di yayasan Ittihadul Waqifin. Proker kami dilaksanakan pada tanggal
03-14 Agustus 2015, yang dimulai pukul 08.00-11.00. Alasan memilih yayasan
tersebut dikarenakan tenaga pengajar yang terdapat pada yayasan tersebut tidak
sebanding dengan tingkatan kelas yang ada pada yayasan tersebut, sebagian masih
terdapat beberapa pengajar yang sedang melanjutkan pendidikan. Yayasan tersebut
masih menggunakan pembelajaran yang bersifat keras dan konvensional. Sehingga
kami disini menggunakan pembelajaran yang bersifat Pembelajaran, Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Hal tersebut bertujuan
agar peserta didik dalam yayasan tersebut mendapatkan pembelajaran yang
seutuhnya. Yayasan Ittihadul Waqifin memiliki tiga tingkatan pendidikan, yaitu
MI, MTs dan MA.
Ketika kami pertama datang ke
yayasan tersebut, kami disambut baik oleh para pengajar dan murid disana,
mereka sangat antusias dengan kedatangan kami. Bahkan kami langsung diberi
kepercayaan untuk mengisi MOS MTs dan MA, untuk hari-hari berikutnya kami
membantu mengajar di MI, MTs dan MA. Materi yang kami ajarkan ada yang berasal
dari pengetahuan yang kami miliki dan ada juga yang berasal dari buku pedoman
yang diberikan oleh pengajar disana. Suasana ketika mengajar MI bisa dikatakan
belum efektif, karena murid-murid disana bisa dikatakan belum bisa disiplin
sehingga hal tersebut menjadi tantangan kami untuk membuat mereka bisa
disiplin. Ketika diajar ada yang bajunya tidak dimasukkan, ada yang ramai
sendiri bahkan ada yang pergi
meninggalkan kelas. Jadi disana kita juga harus dituntut untuk sabar, baik
dalam kedisiplinan ataupun belajar mengajar. Untuk penyampaian materi, kita
juga harus pelan-pelan terutama dalam hitungan matematika karena kebanyakan
murid masih kesulitan dalam menghitung. Sedangkan dalam mengajar MTs dan MA,
kelas tersebut lebih mudah untuk dikondisikan. Ketika kami memberikan materi,
para murid memperhatikan apa yang kami sampaikan.
Sarana dan
Prasarana yayasan Ittihadul Waqifin
a. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ittihadul Waqifin
MI
Ittihadul Waqifin memiliki enam kelas dengan XX tenaga pengajar dan apabila dilihat dengan kasat mata bisa
dikatakan fasilitas yang dimiliki masih minim, tidak terdapat meja dan kursi
untuk kegiatan belajar mengajar, masih menggunakan papan tulis hitam, tidak
terdapat penghapus dan menulis menggunakan kapur tulis. Gambar media
pembelajaran pun juga hanya terdapat dibeberapa kelas saja, fasilitas
kebersihan seperti sapu, kemucing dan tempat sampah juga masih minim. Bahkan terdapat
beberapa kaca jendela tidak ada, lantai yang digunakan juga sudah mulai retak,
selain itu atap kelas juga belum ada plavonnya.
b. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ittihadul Waqifin
MTs
Ittihadul Waqifin memiliki tiga kelas dengan XX tenaga pengajar, namun pada setiap kelas sudah terdapat meja dan
kursi untuk kegiatan belajar mengajar. Papan tulis yang digunakan masih papan
tulis hitam, hanya terdapat beberapa penghapus saja dan menulis menggunakan
kapur tulis. Gambar media pembelajaran pun juga hanya terdapat dibeberapa kelas
saja, fasilitas kebersihan seperti sapu, kemucing dan tempat sampah juga masih
minim. Pada tingkatan kelas ini, tidak terdapat plavon, lantai yang digunakan
juga sudah mulai retak, namun sudah terdapat kaca jendela. Sedangkan untuk
perpustakaan dan laboratorium bersama juga belum ada.
c. Madrasah Aliyah (MA) Ittihadul Waqifin
MA
Ittihadul Waqifin secara umum untuk sarana dan prasarana sama dengan MTs
Ittihadul Waqifin, hanya saja untuk tenaga pengajar pada MA ini terdapat XX tenaga pengajar.
Secara
umum lapangan yang dimiliki yayasan tersebut belum di paving sehingga debu
dengan mudahnya berterbangangan tak sebanding dengan sarana prasarana kebersihan
yang dimiliki, hal tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan murid dan guru dalam
belajar mengajar. Selain hal tersebut, dengan sedikitnya jumlah pengajar dalam
yayasan tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan siswa dalam belajar. Semakin
sedikit pengajar maka fasilitas yang didapatkan murid juga tidak maksimal. Ruang
guru untuk MI, MTs dan MA juga masih menjadi satu. Untuk meja khusus guru juga
masih minim.
Kami
berharap dengan kedatangan kami membantu mengajar disana dapat membantu yayasan
tersebut dan apa yang kami ajarkan baik dalam kedisiplinan dapat diterapkan
oleh para murid.
0 komentar:
Posting Komentar