Rabu, 19 Agustus 2015

POTRET PENDIDIKAN DI DESA NAGASAREH



            Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, mengapa dikatakan demikian??
            Pendidikan adalah sebagai penentu kualitas generasi muda saat ini, karena generasi mudalah yang akan memimpin negeri ini ke depan. Apabila generasi muda tidak mendapatkan kualitas pendidikan yang memadai, maka negara kita akan tertinggal dari bangsa lain. Oleh karena itu, pemerintah pun selalu ingin meningkatkan kualitas pendidikan warga negaranya. Tidak hanya pemerintah yang berperan dalam hal ini, namun juga lembaga pendidikan tinggi. Salah satu perguruan tinggi tersebut yaitu Universitas Trunojoyo Madura, perguruan tinggi tersebut ingin meningkatkan kualitas pendidikan melalui program KKN (Kuliah Kerja Nyata) sehingga dibentuklah 79 kelompok yang tersebar di desa-desa kabupaten Bangkalan dan Sampang. Kelompok 77 merupakan salah satu kelompok KKN UTM 2015 yang bertempat di Desa Nagasareh Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang. Setiap kelompok dituntut untuk membuat program kerja (proker) dan yang pasti ada dalam proker adalah pendidikan, baik pendidikan formal ataupun non formal.
            Salah satu proker kelompok kami dalam bidang pendidikan formal adalah membantu mengajar di yayasan Ittihadul Waqifin. Proker kami dilaksanakan pada tanggal 03-14 Agustus 2015, yang dimulai pukul 08.00-11.00. Alasan memilih yayasan tersebut dikarenakan tenaga pengajar yang terdapat pada yayasan tersebut tidak sebanding dengan tingkatan kelas yang ada pada yayasan tersebut, sebagian masih terdapat beberapa pengajar yang sedang melanjutkan pendidikan. Yayasan tersebut masih menggunakan pembelajaran yang bersifat keras dan konvensional. Sehingga kami disini menggunakan pembelajaran yang bersifat Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Hal tersebut bertujuan agar peserta didik dalam yayasan tersebut mendapatkan pembelajaran yang seutuhnya. Yayasan Ittihadul Waqifin memiliki tiga tingkatan pendidikan, yaitu MI, MTs dan MA.
            Ketika kami pertama datang ke yayasan tersebut, kami disambut baik oleh para pengajar dan murid disana, mereka sangat antusias dengan kedatangan kami. Bahkan kami langsung diberi kepercayaan untuk mengisi MOS MTs dan MA, untuk hari-hari berikutnya kami membantu mengajar di MI, MTs dan MA. Materi yang kami ajarkan ada yang berasal dari pengetahuan yang kami miliki dan ada juga yang berasal dari buku pedoman yang diberikan oleh pengajar disana. Suasana ketika mengajar MI bisa dikatakan belum efektif, karena murid-murid disana bisa dikatakan belum bisa disiplin sehingga hal tersebut menjadi tantangan kami untuk membuat mereka bisa disiplin. Ketika diajar ada yang bajunya tidak dimasukkan, ada yang ramai sendiri bahkan ada  yang pergi meninggalkan kelas. Jadi disana kita juga harus dituntut untuk sabar, baik dalam kedisiplinan ataupun belajar mengajar. Untuk penyampaian materi, kita juga harus pelan-pelan terutama dalam hitungan matematika karena kebanyakan murid masih kesulitan dalam menghitung. Sedangkan dalam mengajar MTs dan MA, kelas tersebut lebih mudah untuk dikondisikan. Ketika kami memberikan materi, para murid memperhatikan apa yang kami sampaikan.
Sarana dan Prasarana yayasan Ittihadul Waqifin
a. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ittihadul Waqifin
            MI Ittihadul Waqifin memiliki enam kelas dengan XX tenaga pengajar dan apabila dilihat dengan kasat mata bisa dikatakan fasilitas yang dimiliki masih minim, tidak terdapat meja dan kursi untuk kegiatan belajar mengajar, masih menggunakan papan tulis hitam, tidak terdapat penghapus dan menulis menggunakan kapur tulis. Gambar media pembelajaran pun juga hanya terdapat dibeberapa kelas saja, fasilitas kebersihan seperti sapu, kemucing dan tempat sampah juga masih minim. Bahkan terdapat beberapa kaca jendela tidak ada, lantai yang digunakan juga sudah mulai retak, selain itu atap kelas juga belum ada plavonnya.
b. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ittihadul Waqifin
            MTs Ittihadul Waqifin memiliki tiga kelas dengan XX tenaga pengajar, namun pada setiap kelas sudah terdapat meja dan kursi untuk kegiatan belajar mengajar. Papan tulis yang digunakan masih papan tulis hitam, hanya terdapat beberapa penghapus saja dan menulis menggunakan kapur tulis. Gambar media pembelajaran pun juga hanya terdapat dibeberapa kelas saja, fasilitas kebersihan seperti sapu, kemucing dan tempat sampah juga masih minim. Pada tingkatan kelas ini, tidak terdapat plavon, lantai yang digunakan juga sudah mulai retak, namun sudah terdapat kaca jendela. Sedangkan untuk perpustakaan dan laboratorium bersama juga belum ada.
c. Madrasah Aliyah (MA) Ittihadul Waqifin
       MA Ittihadul Waqifin secara umum untuk sarana dan prasarana sama dengan MTs Ittihadul Waqifin, hanya saja untuk tenaga pengajar pada MA ini terdapat XX tenaga pengajar.
            Secara umum lapangan yang dimiliki yayasan tersebut belum di paving sehingga debu dengan mudahnya berterbangangan tak sebanding dengan sarana prasarana kebersihan yang dimiliki, hal tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan murid dan guru dalam belajar mengajar. Selain hal tersebut, dengan sedikitnya jumlah pengajar dalam yayasan tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan siswa dalam belajar. Semakin sedikit pengajar maka fasilitas yang didapatkan murid juga tidak maksimal. Ruang guru untuk MI, MTs dan MA juga masih menjadi satu. Untuk meja khusus guru juga masih minim.
            Kami berharap dengan kedatangan kami membantu mengajar disana dapat membantu yayasan tersebut dan apa yang kami ajarkan baik dalam kedisiplinan dapat diterapkan oleh para murid.




0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Desa Nagasareh